Rindu, lagi.

Dian Eka Pratiwi Nasution
1 min readJul 13, 2021

Rindu ini menyeruak lagi, menyebar hebat dalam sekujur tubuh. Luar dan dalam.

Pada satu nama,
Manusia pertama dan terakhir yang menghabiskan segala kasih, cinta, dan sayang yang kumiliki.
Semua masih tertahan disana, terkunci rapat tak tertembus.
Ia membawa serta kuncinya. Entah dibuang kemana, entah disimpan dimana.

Manusia manis dan hangat,
membuat siapapun betah melabuhkan hati dalam rengkuhannya.

Pemilik senyum lebar dan mata sayu,
yang selalu memikat manusia lain didekatnya.

Aku iri dengan seseorang yang kini bersanding denganmu. Ia pasti akan sangat tenang, tak takut dingin karena kau akan selalu menghangatkan.

Ah, tahun kedua ini memang tidak seberat tahun pertama.
Aku mencoba berbagai cara untuk membuatmu hilang dari otakku. Mencoba menemukan kembali atau bahkan membuat sendiri segala rasaku yang kuhabiskan untukmu, hingga aku malah menyakiti manusia lain.

Ya, aku mencoba mencintai orang lain tapi justru memberi luka padanya dan menambah lukaku sendiri. Rasaku padanya hambar, ya bagaimana lagi, sudah kubilang rasaku habis padamu.

Berapa kalipun aku melewati rumahmu untuk mepelas rindu, ia tak akan pernah tuntas.
Temu pun aku yakini tak akan bisa menyelesaikan urusan rindu ini.
Ada lobang besar yang menyekat kita berdua. Sebuah perang dingin yang tak kunjung usai.
Lebih besar dari sebuah pertemuan.

Semoga lobang itu bisa segera terisi kembali. Kau dan aku tau itu apa.

Baik baik disana ya!

--

--